ANDAI SEPERTI IBUNDA SYAFI'I & GENERASI IMAM SYAFI'I رحمهما الله
Beliau adalah ustadz. Adang, tokoh agama dikampung kami, sekaligus sbg guru saya.
Beliau tokoh utama yg sangat dibutuhkan dan banyak berkiprah dlm dakwah dikampung kami tsb.
Seusai Khotib Jum'at tadi, sempat bercengkrama berdua. Beliau menyampaikan kondisinya yg sedang sakit.
Ustadz. Adang :
" Manawi teh teu aya, pami katingalmah tadi ngawakilan jadwal khutbah nuju teu damang" (red: Kirain tdk sholat jum'at disini, kalo tau mau minta gantiin jadwal khutbahnya lg kurang sehat)
" Manawi teh teu aya, pami katingalmah tadi ngawakilan jadwal khutbah nuju teu damang" (red: Kirain tdk sholat jum'at disini, kalo tau mau minta gantiin jadwal khutbahnya lg kurang sehat)
Sebelumnya sebelum Ramadhan sy pernah dikasih mandat sbg Khotib Jum'at saat pulang kampung dan alhamdulillah di eksekusi dengan baik.
Lebih lanjut, beliau prihatin dg generasi penerus dakwah, pewaris Nabi.
Andai para orang-tua seperti IBUNDA IMAM SYAFI'I رحمهما الله YANG TIDAK BANGGA DENGAN KEKAYAAN ANAKNYA:
"Nak, pergilah menuntut ilmu untuk jihad di jalan Allah تعالى kelak kita bertemu di akhirat saja". Perintah Ibunda Imam Syafi'i kepada Imam Syafi'i sebelum rihlah (perjalanan menuntut ilmu). Kemudian, Imam Syafi'i berangkat dari Makkah ke Madinah belajar dgn Imam Malik, kemudian ke Iraq.
Sampai akhir kisah Imam Syafi'i diperbolehkan pulang karena sudah terdengar menjadi ulama besar.
Andai Ibunda Syafi'i & generasi Syafi'i banyak sekarang, tentu tidak akan sulit menemukan penerus tonggak dakwah.
Sangat paradok ketika target pulang kampung harus bermobil, beremas, ber... ber... lainnya, tanpa dibarengi jiwa dan semangat Syafi'i.
0 Comments