About Me

header ads

Belajar Dari “Mang Momo”



Di sudut sebuah kampung….ada masjid yang cukup besar, namun rapi yang dihiasi sebuah kolam nan jernih. Lokasinya kira-kira 30 menit dari Garut Kota bila ditempuh dengan kendararaan bermotor roda-dua.

“Al-Ikhlas” itu lah nama Masjid yang berada di kampung. Bojong Kopocondong Desa.Margahayu Kec.Leuwigoong – Garut.

Ada sesuatu yang menarik dengan Masjid tersebut, bukan karena keasriaannya ataupun karena posisi Masjid itu ada di pinggir jalan yang menghubungkan antar beberapa kampung sekitar. Namun di dalam Masjid itu ada sosok lelaki setengah baya yang sederhana, dan maaf dari fisiknya ada keterbatasan yang sebenarnya bisa dijadikan contoh bagi yang mempunyai fisik lebih sempurna.

Setiap 5 waktu sholat berjama’ah tiba, lelaki itu yang biasa dipanggil “Mang Momo” oleh warga sekitar senantiasa ada di shof terdepan, setelah selesai Sholat berjama’ah satu-persatu jama’ah meninggalkan Masjid kembali beraktivitas.

Namun dengan sebuah Mushaf al-Qur’an yang sampulnya sepertinya sudah berumur, “Mang Momo” duduk bersimpuh membuka dan membaca halaman demi halaman Kalam Ilahi tersebut meski dengan suaranya yang tidak sama dengan sebagian orang yang normal, akan tetapi ada keikhlasan yang penulis rasakan. Terutama disaat Shubuh begitu lamanya “Mang Momo” dalam kesendirian menjadi tamu yang paling setia Masjid Al-Ikhlas, sesekali penulis intip pada sela-sela jendela Masjid “Mang Momo” tengah khusu’ sujud dalam Sholat Dhuhanya. SUBHANALLAH.

Terlebih…..setelah beberapa kali penulis pulang kampung saat Lebaran, “Mang Momo” tetap istiqomah dengan hal tersebut.

Inilah contoh buat siapa saja…. Ternyata dibalik kekurangan seseorang (baca:“Mang Momo” ) ada kelebihan, yang barangkali tidak semua orang mempunyai kebiasaan baik seperti ini. Ditengah-tengah realitas masyarakat yang makin jauh dari Al-Qur’an….makin jauh dari Masjid.

Semoga banyak generasi-generasi seperti “Mang Momo”

Hidup “Mang Momo” …. Ahhh !!


Salam,
(Dedi Abu Rahid)




Post a Comment

0 Comments